Saturday 1 February 2014

Traveling Bersama Bayi



Keluar kota untuk liburan bersama bayi memang cukup menantang. Terutama di bagian bawaan. Kebetulan Aku dan Agung sudah mengalami keluar kota bersama Lino dengan mengendarai mobil pribadi, travel, dan pesawat. Semuanya sebelum usia Lino genap 1 tahun.

Awalnya aku mengira tantangan membawa bayi usia dibawah 4 bulan jauh lebih banyak ketimbang bayi berusia lbh tua. Tetapi ternyata pengalamanku membuktikan hal sebaliknya. Bayi yang sudah lepas ASIX jauh jauh jauh lebih ribet karena sudah mengenal MPASI. apalagi jika bayi sudah terbiasa makan makanan bikinan dapur ortu nya seperti bayiku. Dia banyak menolak bubur bayi instan. Jika memang dia terpaksa harus makan, porsinya jauh lebih sedikit ketimbang makan nasi tim.

Nah, disini, Aku mau berbagi ceritaku traveling bersama bayiku, Lino, dari dia berumur 4 bulan. Maaf ya topiknya agak-agak melenceng. Hihi



Barang yang kami bawa saat berpergian biasanya kami prioritaskan barang-barang Lino, seperti:
-baju-baju (bawa cadangan yang banyak, kecuali berniat mencuci)
-bib yang banyak (kalau bisa yg sekali pakai karena lebih praktis dan tidak menimbulkan bau jika harus disimpan terlalu lama di tas)
-handuk kecil, medium, besar (bawa cadangan juga), waslap dan peralatan mandi. Kebetulan dari sebelum Lino lahir
- kaus kaki (sangat berguna jika tempat yang dituju cuacanya sedang tidak menentu), kupluk atau topi, dan jaket.
-obat penurun panas, termometer, mosquito reppelant (anti nyamuk, krn Lino kulitnya sensitif, aku pakai stiker anti nyamuk yg bisa di tempel di baju atau di dekat dia tidur atau main)
-gendongan (aku pikir jauh lebih praktis karena tidak makan tempat dan bisa lebih bebas menjelajah)
-slow cooker atau crockery pot. Selama ini jika berpergian, slow cooker menyelamatkan aku banget! Sebelum tidur, tinggal masukin bahan-bahan makanan yg masih mentah, tancepin ke stop kontak, besok paginya sudah matang dan tinggal di mashed. Slow cooker kami merk nya takahi. Harga sekitar 200 ribu rupiah. Jangan lupa untuk membungkus bagian kaca dan keramiknya dengan kain yang nanti bisa dijadikan lap dapur.
-manual hand blender. Ternyata ada inovasi ini. Bentuknya macem-macem. Tapi kalau kita pakai yang paling murah, yang dari plastik. Merknya munchkin. Harganya kurang lebih 150 ribu rupiah. Praktis dan sangat tidak makan tempat.
-talenan, pisau, dan wadah makanan yang bisa di bekal minimal 2, sendok bayi, botol dan dot untuk bekal minuman segar kemana saja.
-kanebo dan kantong plastik yang banyak. Kanebo saya gunakan untuk alas peralatan memasak dan makan setelah dicuci agar cepat kering dan tidak berantakan.
-bahan makanan yang tidak cepat busuk jika tidak disimpan di dalam kulkas. Seperti wortel, bawang, kacang hijau atau merah, beras, dan kentang. Lebih baik membawa kaldu (yg dibekukan terlebih dahulu dan disimpan di wadah anti bocor-tentu saja) ketimbang daging mentah. Kaldu beku telah melewati proses pematangan dan durasi masaknya jauh lebih cepat ketimbang daging mentah. Selalu buang sampah sisa makanan ke dalam kloset. Jangan buang di tempat sampah di dalam kamar karena bisa menimbulkan bau yang tidak sedap.



'Jangan Terlalu Kuatir'
Untuk mama yang bayinya masih berumur di bawah 6 bulan dan ASIX, sebelumnya aku sarankan tidak usah terlalu takut mengajak bayi untuk berjalan2 dan bertemu banyak orang. Aku lumayan telat ajak Lino traveling keluar kota karena aku terlalu kuatir Lino bakal rewel atau kecapean di jalan, dsb. Khawatir boleh saja, tp jika berlebihan seperti aku dulu ternyata merugikan banget. Selain itu, untuk ibu dan bayi ASIX lebih baik bawa selalu nursing apron kemana saja jika pergi keluar rumah. Sebelumnya, biasakan dulu si bayi menyusu di balik nursing apron Lino cenderung berontak jika harus menyusu di balik nursing apron. Kadang, jika Lino sangat haus dan tidak bisa mentolelir nursing apron, aku sengaja mencari kamar mandi perempuan yang bersih atau kounter-kounter yang shopkeeper nya tampak ramah untuk numpang menyusui.
Beberapa temanku punya cara lain untuk mengakali menyusui di depan umum, yaitu dengan memerah ASI dan menyimpannya di botol susu (dot) sebelum pergi. ASI yang baru diperah tahan hingga 4 jam di suhu ruangan. Aku pribadi selama ini lebih memilih menyusui langsung karena alasan lebih praktis dan pada awal Lino lahir, aku takut dia akan mengalami bingung puting. Tapi karena Lino tidak terbiasa dengan dot, di umur 8 bulanan dia sudah bisa minum langsung dari gelas pelan-pelan.
Ketika travelling jangan terlalu khawatir tentang hal-hal kecil. Jika rutinitas di rumah tidak bisa diaplikasikan dengan tertib juga tidak masalah asalkan jadwal makan yang tadinya 3 kali 1 hari tetap 3 kali 1 hari. Jangan lupa sediakan dan bawa selalu air mineral yang sumbernya terpercaya untuk diminum bayi supaya bayi tidak dehidrasi. Biskuit bayi atau buah juga selalu taruh di tas. Baju 1 pasang, popok, tisu basah untuk ganti popok dan untuk membasuh mulut dan tangan juga pastikan selalu ada di tas. Untuk mainan, bawa yang perlu dan yang penting saja. Saya pribadi lebih memilih yang multifungsi dan tidak berisik supaya tidak menganggu orang banyak. Lagipula, jika kegiatan sewaktu liburan padat, bayi tidak akan cepat bosan.

Selamat liburan bersama keluarga. Enjoy! :D

No comments:

Post a Comment